Hasegawa 1/72 T2 CCV

Price:260,000IDR
  • Hasegawa T2 CCV
    Hasegawa T2 CCV
  • Hasegawa T2 CCV clear part
    Hasegawa T2 CCV clear part
  • Hasegawa T2 CCV wing
    Hasegawa T2 CCV wing
  • Hasegawa T2 CCV fuselage
    Hasegawa T2 CCV fuselage

Silahkan SMS/WA ke 085693029246 untuk pembelian langsung atau via Tokopedia dan BukaLapak

Mitsubishi T2 CCV 

Dalam disain pesawat ada kompromi antara performa dan efisiensi vs kestabilan. Sebagai contoh dimensi ekor horizontal dan vertikal perlu dibuat cukup besar agar stabil. Tapi ekor yang besar akan berat dan menambah drag, mengurangi performa dan efisiensi. Contoh lain adalah posisi titik berat yang perlu cukup jauh di depan center pressure sayap utama untuk mendapatkan cukup kestabilan statis. Masalahnya hal ini memerlukan lift negatif cukup besar dari ekor horizontal. Sehingga sayap utama harus menyediakan lift lebih besar dari berat pesawat. Semakin besar lift, maka induced drag pun ikut membesar. Ditambah lagi dengan lift besar butuh sayap lebih besar dengan struktur lebih berat. Selain itu kestabilan statis tinggi berarti pesawat akan lebih sulit bermanuver, kerugian besar bagi sebuah fighter.

Mengurangi ketabilan statis dengan memperkecil ekor atau menggeser titik berat ke belakang akan meningkatkan performa dan efisiensi. Tapi pilot harus terus menerus menyeimbangkan pesawat secara manual. Suatu hal yang melelahkan dan sangat berbahaya. Perkembangan teknologi komputer merubah kondisi ini. Komputer mampu membaca attitude pesawat dengan presisi dari berbagai sensor. Lalu komputer mampu melakukan perhitungan kompleks dengan cepat dan konsisten untuk mendefleksikan bidang kontrol secara presisi guna melaksanakan manuver yang diperintahkan. Sistem ini banyak dikenal dengan nama Fly by Wire atau FBW. Pesawat yang secara statis tidak stabil, bisa terbang dengan aman berkat koreksi terus-menerus dari komputer. Disain pesawat bisa dioptimasi untuk performa dan efisiensi lebih tinggi.

 

Masalahnya jika sistem komputer atau FBW bermasalah, pesawat akan sulit dikendalikan dan bahkan berpotensi hilang kendali keseluruhan. Masalah ini bisa ditangani dengan sistem komputer yang redundan 3 sampai 4 lapis. Kesalahan pada satu atau beberapa sistem tidak berakibat fatal karena masih ada sistem yang bisa segera menggantinya. Selain itu FBW juga dilengkap berbagai sistem testing untuk menguji kelayakan sistem secara rutin.

 

Walau demikian, tetap saja konsep FBW harus diuji dapal penerbangan sebenarnya. Mendisain pesawat baru dari nol untuk untuk membuktikan kelayakan FBW adalah salah satu cara. Selain itu beberapa negara menempuh jalan lebih murah dengan memodifikasi pesawat aktif untuk menguji FBW. Jepang memakai jet latih supersonik buatan mereka sendiri, T-2 untuk menguji dan mendapatkan pengalaman awal tentang sistem FBW. Kokpit belakang T-2 dijejali avionik terkait triplex FBW (3 lapis redundansi). Selain itu pesawat uji ini juga dilengkapi sepasang canard dan sebuah sirip vertikal tambahan dibawah kokpit. T-2 yang digunakan untuk pengujian ini diberi designasi khusus T-2 CCV (Control Configured Vehicle).

 

Proses dan hasil pengujian T-2 CCV cukup sulit didapat dari sumber terbuka. Tapi sepertinya Jepang mendapatkan cukup banyak informasi berharga sehingga mereka memutuskan untuk memakai FBW pada disain fighter generasi berikutnya. Hasilnya adalah Mitsubishi F-2, fighter buatan dalam negri yang mirip dengan F-16. Dan tentunya F-2 juga memanfaatkan FBW untuk mendapatkan performa dan efisiensi luar biasa dari pesawat yang secara statis tidak stabil.    

 

Hasegawa 1/72 T2 CCV

Hasegawa 1/72 T-2 CCV adalah kit T-2 yang dilengkapi sprue tambahan untuk membuat varian khusus CCV. Hasegawa menggunakan styrene putih untuk mempermudah pengecatan paint scheme CCV yang didominasi warna cerah.

Panel line pada kit ini masih beraliran raised. Tapi Hasegawa tetap Hasegawa, raised panel line dicetak dengan sangat tipis, tajam, dan konsisten. Salah satu ciri khas kit Hasegawa pada era raised ini adalah masih tersedia load out lengkap. Hasegawa menyediakan load out berupa drop tank dan rudal anti kapal yang dicetak detail dan memiliki fin cukup tipis dan konsisten. Sayangnya CCV terbang dalam kondisi clean. Drop tank dan rudal yang dicetak dengan baik ini bisa disimpan untuk model lain.

Instrument panel kokpit direpresentasikan dengan decal. Tersedia pilihan untuk memasang pilot figure. Detail kokpit akan terlihat jelas dari luar via canopy yang dicetak tipis dan jernih. Canopy terdiri dari beberapa part agar bisa dipasang di posisi terbuka.

Air intake dicetak dengan dinding tipis dan cukup dalam sebelum ditutup blanking plate di dalam. Di sisi dalam exhaust terlihat dinding ganda khas mesin Adour. Di ujung exhaust terdapat turbine face yang sederhana tapi cukup bagus. Hasegawa terlihat cukup berhasil menangkap detail landing gear bay dengan relief internal dan actuator terpisah. Air brake bisa dipasang di posisi terbuka dengan detail internal yang tidak kalah lengkap.

Hasegawa menyediakan satu sprue tambahan untuk part khusus CCV. Sprue itu berisi fairing untuk kokpit belakang, fairing untuk menutup bukaan kanon, flaps actuator, ventral fin, dan sepasang canard. Semua part tambahan tadi bisa dipasang dengan akurat berkat instruction sheet yang jelas. 

Silahkan SMS/WA ke 085693029246 untuk pembelian langsung atau via Tokopedia dan BukaLapak