Airfix 1/48 Sea Harrier FRS1 (Sold Out)

Sold Out
  • Airfix 1/48 Shar
    Airfix 1/48 Shar
  • Airfix Shar decal
    Airfix Shar decal
  • Airfix Shar parts 1
    Airfix Shar parts 1
  • Airfix Shar parts 2
    Airfix Shar parts 2
  • Airfix Shar load out
    Airfix Shar load out

The battle proven naval fighter.

Fighter apa yang belum pernah terkalahkan dalam dogfight di pertempuran sebenarnya?

Sebagian besar mungkin akan menjawab F-15 Eagle. Wajar sekali, kombinasi thrust loading rendah, wing loading rendah, radar canggih, dan arsenal lengkap membuat F-15 mampu mendominasi pertempuran udara. Tapi F-15 tidak sendiri. Ada fighter lain yang tidak mempunyai keunggulan F-15 tapi tetap tidak terkalahkan dalam dogfight di pertempuran sebenarnya, yaitu Sea Harrier atau akrab disebut Shar. Diturunkan ke perang Falklands dalam jumlah kecil dalam kondisi serba terbatas, Shar tetap mampu mengalahkan fighter apapun yang dikirim Argentina. Bahkan dalam beberapa latihan, Shar tetap bisa membuat repot fighter kelas satu seperti F-15.

Sejarah Shar diawali dengan pemotongan anggaran yang menyebabkan Royal NAVY harus kehilangan kapal induknya. Royal NAVY tidak lagi punya kapal induk yang cukup besar untuk mengoperasikan fighter seperti Phantom. Tapi beberapa pihak yang cerdas tetap memahami pentingnya elemen udara bagi angkatan laut modern. Apalagi jika melihat sejarah, Royal NAVY pernah melakukan serangan udara yang sangat efektif ke pangkalan angkatan laut Italia di Taranto, jauh lebih efektif daripada serangan Jepang ke Pearl Harbor yang lebih terkenal. Selain itu pesawat dari kapal induk juga punya peranan sangat penting untuk mengalahkan battleship terkuat Jerman, Bismarck. Sehingga mereka memutuskan bahwa Royal NAVY tetap harus memiliki kapal induk walau Namanya bukan lagi kapal induk, tapi “through deck cruiser”, Invincible class. Tapi masalahnya through deck cruiser ini terlalu kecil untuk take off dan landing fighter sekelas Phantom. Pesawat yang akan dioperasikan di Invincible class harus mampu take off di landasan sangat pendek, mendarat vertikal, tapi tetap mampu bertarung di udara seperti jet fighter konvensional. Dan untungnya Royal NAVY tidak perlu mencari solusinya dari awal, cukup mengadaptasikan Harrier yang sudah dioperasikan oleh RAF. 

Harrier adalah bukti kejeniusan bangsa Inggris. Pada masa itu, semua negara ingin memiliki fighter yang bisa terbang vertikal. Alasannya cukup jelas, lapangan udara itu besar dan statis, target utama serangan lawan di awal perang. Jika landasan hancur, fighter konvensional secanggih apapun tidak ada gunanya. Banyak solusi dicoba seperti memakai mesin tambahan dan roket. Mungkin ada yang berhasil, tapi secara operasional mekanisme tersebut sangat kompleks, tidak handal, dan berbahaya. Para disainer Harrier dengan cerdas hanya memakai satu mesin jet biasa. Gas buangan disalurkan melalui 4 nozzle yang bisa diputar. Nozzle diputar kebawah untuk take off dan landing vertikal. Keempat nozzle diputar kebelakang untuk memberikan performa terbang seperti jet fighter lainnya.  Solusi yang sederhana, handal, dan elegan.

Harrier bisa take off dan landing secara vertikal di dek sempit kapal induk mini Royal NAVY. Tidak perlu landasan panjang dengan catapult atau arrester wire. Invincible class juga dilengkapi dengan ski jumpuntuk membelokkan momentum horizontal rolling take off sedikit keatas. Harrier bisa lepas landas secara konvensional pada jarak pendek, membakar lebih sedikit bahan bakar, sambil membawa lebih banyak muatan. Lagi-lagi ski jump ini juga merupakan solusi yang elegan. Sederhana, tanpa moving part, tapi bisa mempermudah take off Harrier dengan kehandalan tinggi.

Harrier GR3 yang menjadi dasar pengembangan Shar adalah pesawat serang darat yang sangat baik. Kemampuan ini memang berguna bagi Royal NAVY, tapi mereka juga ingin sebuah fighter. Disinilah kejeniusan mereka berikutnya. Pada masa itu sedang ada trend pertempuran BVR. Fighter supersonic dilengkapi radar kuat yang mampu meluncurkan sejumlah besar rudal BVR pada jarak jauh. Akan tetapi disain Harrier adalah sebuah kompromi. Nozzle Harrier membelokkan aliran udara dengan sudut ekstrim, tidak se-efisien nozzle lurus supersonic fighter konvensional. Ditambah lagi dengan posisi 4 nozzle disamping mesin membuat fuselage Harrier cukup tambun. Hasilnya adalah fighter dengan akselerasi yang kurang baik. Padahal jarak tempuh rudal BVR sangat dipegaruhi kecepatan fighter pembawanya. Ukuran hidung Harrier juga terlalu kecil untuk membawa radar kuat. Ditambah lagi dengan rudal BVR pada masa itu sekelas Sparrow atau Skyflash terlalu besar dan berat untuk dibawa dengan praktis dalam jumlah banyak oleh fighter sekelas Harrier. Memaksakan kemampuan BVR pada Harrier dengan teknologi masa itu bukanlah pilihan cerdas. Mungkin nanti saat radar dan rudal BVR semakin ringan, baru Harrier bisa memiliki kemampuan BVR (dan sudah terjadi pada penerusnya, Sea Harrier FA2).

Walau mempunyai kelemahan tadi, Harrier ternyata sangat lincah di kecepatan rendah, membuatnya sesuai untuk bertarung di jarak dekat (WVR). Pada pertarungan jarak dekat, supersonic fighter pun menurunkan kecepatannya untuk mendapat kelincahan optimum. Jadi disini ketidakmampuan Harrier menembus kecepatan suara tidak menjadi masalah. Kemampuan melakukan seragkaian maneuver tajam tanpa kehilangan banyak energi adalah factor penentu disini. Dan ternyata Harrier cukup baik melakukan hal tersebut.

Agar lebih sesuai untuk tarung jarak dekat, posisi kokpit pada Shar dinaikkan lebih tinggi dari GR3 untuk mempelruas bidang pandang pilot. Hidung Shar diubah drastis untuk menampung radar Blue Fox. Radar ini relatif sederhana, memang tidak dioptimasi untuk pertempuran BVR. Tapi Blue Fox handal dan mampu menambah situational awareness pilot, terutama untuk pertempuran di tengah laut.

Shar membawa semua persenjatannya diluar. Bahkan sampai kanon pun dibawa dalam pod eksternal. Tersedia 5 cantelan senjata, satu di centerline dan dua di setiap sayap. Shar tetap mampu membawa arsenal serang darat seperti GR3. Dan Shar juga mampu membawa rudal anti kapal. Tapi untuk misi utama Shar sebagai fighter, pesawat ini biasa dibekali gun pod, drop tank, dan Sidewinder. Terlihat sedikit sekali, hanya dua Sidewinder dibandingkan dengan F-15 yang mampu membawa 4 Sidewinder plus 4 Sparrow. Tapi yang terpenting adalah kemampuan manuver Shar untuk menyarangkan tembakan akurat dari posisi optimum. Kemampuan ini ditambah lagi dengan Sidewinder variant terbaru yang mampu mengunci target dari semua arah, tidak harus dari belakang exhaust. Sudah lincah, Sidewinder nya bisa dilepas dari sudut yang lebih luas pula.

Saat perang Falklands pecah, Inggris tidak punya alternatif payung udara selain Sea Harrier dari kapal induk Royal NAVY. Akan tetapi disain dan optimasi Shar yang non-konvensional membuat banyak pihak meragukan kemampuan fighter ini. Banyak pihak yang menyangka sejumlah kecil Shar akan jadi bulan bulanan sejumlah besar fighter performa tinggi Argentina. Tapi yang terjadi justru sebaliknya. Para pilot Royal NAVY telah berlatih keras untuk benar-benar menguasai Shar beserta Sidewinder all aspect terbaru. Konon mereka juga bisa membuat repot F-15 dalam latihan, salah satu fighter terbaik pada masa itu. Hasilnya Sea Harrier menang mutlak tanpa sekalipun kalah dogfight melawan fighter apapun yang dikirim oleh Argentina.

Airfix 1/48 Sea Harrier FRS.1

Dimensi: 304 x 160 mm

Jumlah part: 78

Siapapun bisa membuat model Sea Harrier dari kit keluaran terbaru.

Tapi akan seru dan bangga kalau bisa membuat model Sea Harrier keren dari kit Airfix lama disain tahun 1983.

Kokpit pada kit ini sangat sederhana. Instrument dan side panel direpresentasikan dengan decal. Ejection seat terbuat hanya dari 1 part saja, tidak banyak detail tapi punya bentuk dasar yang cukup baik untuk modifikasi lebih lanjut.

Kit keluaran lama berarti raised panel line dan fitting issue. Hal ini memang menantang, tapi masih bisa diatasi. Modeler bisa melatih kemampuan scribing pada kit ini. Dan kami sendiri akan mencoba Teknik panel shading dengan sedikit pergeseran warna. Walau demikian, pada sampel yang kami rakit sendiri, tidak ada fitting issue serius. Bahkan keempat nozzle bisa dipasang rapat sempurna tanpa perlu lem. Selain itu bentuk keseluruhan kit Airfix lawas ini ternyata terlihat bagus. Bentuk dasar yang layak untuk diberi detail lebih jauh lagi.

Airfix memberikan pilihan load out misi air superiority yang lengkap. Mulai dari Aden gun pod, drop tank, dan Sidewinder. Selain itu pada sprue juga tersedia part untuk sepasang rudal anti kapal Sea Eagle. Sea Harrier memang jarang terlihat membawa Sea Eagle, tapi rudal ini memang mampu dibawa oleh Sea Harrier. Dan rudal sebesar Sea Eagle memang membuat tampilan Shar lebih garang. Opsi yang cukup menarik untuk dipertimbngkan. Detail rudal kit disain tahun 1983 ini memang jauh dibawah kit modern. Tapi ternyata Bentuk dasarnya sudah cukup bagus dan cetakannya termasuk rapi. Selain itu Airfix juga menyediakan sejumlah decal untuk detailing rudal tersebut.